Kamis, 21 November 2024

Sabtu, 02 November 2024

tidak apa-apa

Langit mulai gelap
Ini siang bukan malam
Angin bukan lagi sepoi
Aromanya sudah membuat hati gusar
Tidak apa-apa
Ini hanya hujan
Hujanlah yang lebat

Bumi memang sudah tak mampu
Untuk menyejukkan isinya
Terlalu panas
Terlampau panas
Bumi menangis
Dijamah, dirusak, tidak lagi memiliki kehormatan
Seperti neraka

Hujanlah
Hujan yang lebat
Tidak apa-apa
Basahi saja setiap sisi
Genang dengan tenang
Biarkan semua menjadi sejuk
Biarkan semua dingin
DIA sedang mengobati buminya
Turunlah hujan
Kau dan aku diberkati

Tidak apa-apa
Jatuhlah yang deras
Sederas yang kau mampu
Isilah setiap hulu dan hilir
Buktikan bahwa kau anugerah
Buktikan pada makhluk congkak itu
Yang mengeruk bumi secara mengerikan
Yang rela mengisi lubang perut
Tapi tidak mempedulikan lubang tanah
Yang mengabaikan efek lubang bumi

Segeralah turun, 
Wahai hujan
Turun yang deras
Bawa angin deras bersamamu
Bawa langit kelabu
Aku benci panas
Aku tidak suka panas
Buang panas ini
Tidak apa-apa
Ini cuma hujan

Selasa, 01 Oktober 2024

Pancasila. Antara ideologi bangsa dan senjata penguasa

"KATAKAN TIDAK PADA KORUPSI! ".... 
"NKRI HARGA MATI! "..... 
" KAMI PANCASILA! ".... 
" INI INDONESIA BUKAN ARAB! "

Itulah yang sering telinga dengar dan mata ini lihat(di media sosial atau media manapun). Publik sudah terpecah belah atau sengaja dipecah belah dengan Gaungan-gaungan slogan yang harusnya bermakna positif. Sama seperti "KATAKAN TIDAK PADA KORUPSI" yang mungkin kita sering dengar juga muncul di baliho atau televisi. Slogan yang harusnya bermakna positif. Tapi kenyataannya negatif. 

Sadarkah kalian sejak munculnya slogan-slogan itu, muncul anonim yang jelas dilakukan secara terbuka oleh bangsa ini sendiri, lucunya justru ditonjolkan dari pejabat atau yang memiliki kekuasaan di negara ini. Bukankah justru yang harusnya edukatif menjadi anekdot? Lucu sekali. Mereka yang teriak tapi mereka yang melakukan kebalikannya. Kok bisa tahu? Karena faktanya dari berita dan kasus yang terjadi, justru dari kelompok penggaung slogan tersebut. 

Slogan ini tujuan awalnya adalah untuk mengedukasi, mengajak atau persuasif, dan kemudian melabelkan diri KELOMPOK dari pemapar sebagai bagian dari tingkah laku ideal dari sebuah idealisme kebangsaan. Kemudian menjadi anekdot yang membuat bingung naluri kebangsaan kita. Kok bisa mereka yang mengajak mereka juga yang melakukan? Contoh, sekitar tahun 2008an mungkin, sering sekali di televisi muncul iklan "KATAKAN TIDAK! " (pada korupsi)... Tidak lama kemudian setelah viral, muncul berita kasus korupsi yang dilakukan oleh KELOMPOK si pembuat iklan tersebut. Kemudian ada lagi slogan PRO RAKYAT KECIL dan nyatanya bisa dicek di artikel maupun di media manapun, KELOMPOK penggaung slogan tersebut malah menjadi salah satu KELOMPOK terkorup di negeri ini.

Kemudian di periode berikutnya, entah dapat angin dari mana, muncullah bau-bau tak sedap terhadap isu KEAGAMAAN yang sebelumnya relatif aman dan adem ayem saja. Termakan isu politik praktis dan identitas membawa NAMA IDEOLOGI KEBANGSAAN DAN PRO RAKYAT KECIL bermodalkan ornamen yang sangat khas beriringan setelah itu menjadi penguasa menghasilkan slogan positif yang lagi-lagi menjadi anekdot. "NKRI HARGA MATI! "... sebenarnya apa maksud slogan ini? Fasisme kah? Atau pemecah belah bangsa? Karena pada faktanya, bagi sekelompok golongan, jika tidak menggunakan semua yang berbau Indonesia dari ujung kepala sampai ujung kaki, maka anda bukanlah INDONESIA, ANDA BUKAN NKRI HARGA MATI. Apa-apaan ini? Jadi jika saya atau anda tidak menggunakan batik setiap saat atau tidak berbahasa baku Indonesia setiap saat atau nyawa anda tidak ada ornamen-ornamen batiknya, atau pikiran kita tidak berbau kampung dan kemiskinan maka kita tidak NKRI HARGA MATI? sangat ambigu sekali. 

Hal ini diperkuat dengan slogan "KAMI PANCASILA! ", dan " INI INDONESIA BUKAN ARAB! ". Sebuah periode penuh STAND UP COMEDY dalam panggung ideologi di mana anda yang tidak mengINDONESIAKAN diri dan jiwa maka anda BUKAN INDONESIA. Apa-apaan ini? Kenapa bisa dibilang demikian? Karena pada faktanya, kelompok yang menggaungkan slogan-slogan inilah pencoreng nilai filsafat dari slogan tersebut. Apa indikator kita harus menjadi INDONESIA ASLI BANGET? Haruskah blangkon tiap hari? Terus yang Papua di kota harus koteka tiap hari? Tidak juga kan? Memang ada budaya yang perlu kita jaga tapi apa indikator dari slogan-slogan itu? 

Tercorengnya dimulai dari mulai maraknya berita perselisihan agama A dan B yang kadang seolah dibiarkan dan dilempar seperti bola salju liar ke publik, bukan diatasi segera agar mendamaikan suasana. Makin ke sini makin ke sana, istilah yang cocok untuk isu agama. Agama A dan B dan lainnya dibenturkan satu sama lain. Isu MAYORITAS dan MINORITAS yang sebelumnya masih asing ditelinga mulai dipakai sebagai ajang adu kambing hitam untuk mengaitkannya ke isu sosial maupun politik. Kemudian di agama A dibuat tandingan agar menjadi KEINDONESIAAN menjadi agama A NUSANTARA, isi ajarannya menyimpang dari agama aslinya. Kemudian agama A diperbaurkan ke agama B dan lainnya dianggap sebuah cermin demokrasi dan toleransi? Bodohkah bangsa ini? 

Agama adalah suatu keyakinan personal yang dinaungi oleh pancasila sejak bahkan sebelum ideologi ini dirumuskan oleh para pendiri bangsa. Sampai-sampai diletakkan pada posisi paling atas dalam naungan ideologi kebangsaan kita yang bernama PANCASILA sebagai bukti bahwa keberagaman kuno yang terjaga di bumi pertiwi ini tetap diutamakan dan diayomi agar menjadi sebuah bentuk keutuhan bernegara, karena negara butuh orang BERAGAMA sebagai bukti kuatnya nilai KETIMURAN dalam kebangsaan kita. Nyatanya, sejak belasan tahun lalu sampai sekarang, anda berjenggot, anda menggunakan celana cingkrang, istri atau anak anda bercadar, bahkan wanita anda berhijab, MAKAN ANDA BUKAN PANCASILA! pernah didapati secara nyata karena ada seorang agama A karena memiliki kuasa menyatakan ketidaksukaannya pada jenggot, pernah juga didapati di hari jumat perkuliahan lanjut sampai sholat jumat lewat. Jika ada yang mengatakan "ALAH, ITU CUMA AKAL-AKALAN MAYORITAS, KAMI MINORITAS SANGAT TERPURUK DI SINI! ", bisakah kalian lihat di media internasional bahwa agama apapun jika minoritas di luar negeri selalu dikucilkan, diberikan stigma negatif, teroris, membuat tempat ibadah sangat susah sekali dan lainnya. Kalau masih berani mengatakan " TEMPAT IBADAH KAMI TIDAK PERNAH DIBERI IZIN! " Maka cukup katakan "pernah di suatu kota di negara ini, dibangun tempat ibadah agama minoritas yang belum dibangun sejak dulu baru direalisasikan belakangan", " Anda tidak dibunuh mayoritas di negara ini, sedangkan di luar negeri minoritas ada yang diperangi secara brutal "... Isu ringan seperti kripik singkong ini akhir-akhir ini seolah sengaja digoreng agar bisa menjadi senjata empuk memecah belah bangsa. 

Kemudian "KAMI PANCASILA! " Diteriakkan oleh kelompok yang bahkan tidak paham makna pancasila itu sendiri. Kelompok yang membuat pelarangan atribut keagamaan di salah satu kegiatan kenegaraan yang sejak dahulu tidak ada pelarangan(bahkan diayomi). Slogan yang pemaparnya sudah banyak sekali catatan mencoreng ideologi bangsa. Bahkan makin berkuasanya pemikiran menyimpang dari kuasa perusak PANCASILA menjadikan dogma anonim pancasila menjadi PANCASILA ITU SENDIRI. Padahal kalau kita berkhidmat pada bulir pancasila yang dibuat aksi nyatanya, harusnya pancasila itu berarti manusianya melaksanakan ibadah secara sempurna, tidak korupsi dan memanusiakan manusia secara sosial(gaji, perlakuan, status, dan lainnya), masyarakatnya tidak saling usik dan merasa berkuasa sendiri di salah satu lingkungan, menghargai perbedaan pendapat dan dilaksanakannya kepemimpinan secara jujur dan adil, pengadaan pemilihan kepemimpinan secara transparan dan tidak mencurangi konstitusi, dan keadaan sosial yang tidak terlalu jomplang serta teratasinya inflasi untuk kehidupan yang layak.. 

Hal tersebut hampir dilanggar semuanya saat ini dilanggar. Bukankah semua slogan tadi seolah-olah menjadi rumus stand up comedy yaitu ADA STATEMENT LALU DIPATAHKAN? tragedi bagi bangsa ini bahkan slogan itu sudah merasuki ke semua lini kehidupan berbangsa dan bernegara. Salah satunya contoh bobroknya pendidikan kita dan sebagian negara maju akhir-akhir ini malah beritanya tidak mau menerima lagi rapor dari negara kita? Sudah saatnya kita berbenah diri masing-masing. Kembali kepada fitrah, kembali kepada keridhoan YANG MAHA ESA. Musibah bertubi-tubi ke bangsa ini bukannya jadi pelajaran atas semua dosa yang kita buat tadi, malah membuat kita makin menjadi karena cuek bebek sehingga prioritas saat ini adalah MEMPERKAYA DIRI DAN KELOMPOK SAJA DAN CUEK BEBEK DENGAN NASIB ORANG LAIN. 


penulis: MELOX

Kamis, 22 Agustus 2024

KKN di desa Penyamun

Hwaaaa.... Hwaaaaaa.... 

Hiruk pikuk manusia yang menyalakan obor

Mereka menyeruak merayap ke seluk beluk setiap akar

Menjarah dan merusak sarang-sarang pribumi

"TURUNKAN! TURUNKAN! "

mereka meneriakkan gelombang kemurkaan

Tetapi pria BERPECI itu menari bersama istri-istrinya dan semua kawannya di dalam istana

Dorrrrrr........ Tumpah darah sebanyak jari tangan

Demi permainan sebuah surat dan kolega asing

Mpsssshhhhhh ahhhhh.... 

Cerutu mulai terbakar

Desaku memang miskin

Tapi berisik.... 

"TURUNKAN! TURUNKAN! "

kembali terulang.... 30 tahun meraup untung

Sarang dibangun di mana-mana

Memberi emas ke setiap lubang dalam koloninya

"BAKAR! JARAH! "

Demi meruntuhkan pohon besar kokoh

Sampai kembali menjarah setiap sarang

Merenggut kesucian betina betina malang

Tahun kemalangan... Inflasi, penjarahan, dan pemakzulan... 

Di desaku memang banyak sekali kejadian... 

Kata pak RT, dulu di desa ini sering ribut

Manusia ribut sama tikus.... 

Anekdot yang mengalahkan keanehan kisah Sangkuriang... 

Sejak dulu memang banyak tikus... 

Tapi makin hari makin menjadi.... 

Tikus makin banyak berdatangan... 

Cit cit cit.... 

Mulai masuk ke gorong-gorong mencari celah

"DARURAT"

biru bertebaran di media sosial

Ihwal 10 tahun membuat lubang sarang di mana-mana

Siapa yang tidak risih dengan banyaknya tikus di rumah? 

GEDUBRAK! 

Di atas lotengku banyak TIKUS! 

kenapa kian hari tikus makin banyak saja? 

Malah tidak mempan dikasih racun! 

Itu di rumah tetangga sudah hampir rubuh karena tikus menggerogoti setiap jati Belanda pada tiang rumahnya

Aih! 

Kenapa tidak ada ular atau elang yang mau memakan tikus-tikus ini? 

Malah anjing dan kucing yang kukira mau memakannya malah mengejar warga

Kok bisa? 

Hei.... HOI!.... WOI! 


Makin gelap malam di desa ini

Makin berisik suara tikus

Itu anjing dan kucing malah mencarikan makanan untuk tikus-tikus... 

"HABIS SUDAH PAKAN WARGA! HABIS SUDAH SAWAH LADANG! INI KEMARAU PANJANG! "

Di desaku.... 

Terlalu banyak tikus penyamun

Kapan kepala desa pulang untuk membasmi semua tikus ini? 

Senin, 19 Agustus 2024

menunggu panggung kebangkitan



Tenang jendral, waktu saya tampil blm tiba, kalau saya sdh tepat waktu diizinkan Tuhan, saya akan porak porandakan semua kastil yang dibangun dari tangis manusia itu, jendral... Tidurlah dengan tenang jendral, pion kecil ini sedang menunggu waktu tampil di panggung kemunafikan itu!