Sabtu, 27 Desember 2014

contoh analisa menggambar anak dgn menggunakan metode mona brookes

3.2    Analisis
*gambar bisa dilihat di lampiran
Kegiatan
Hari pertama:
a.       anak menggunakan alat yaitu pena, dan crayon
b.      anak menggambar sambil berbaring di atas lantai
Hari ke dua:
a.       anak menggunakan alat yaitu pensil, dan pensil warna
b.      anak menggambar sambil duduk dan kemudian berbaring di atas lantai

Hari ke-
Kegiatan
Analisis
Pertama
1.      Mempersiapkan instrumen


Relaksasi:
2.      Mengajak anak relaksasi
Kelompok Kosa Rupa:
3.      Memperkenalkan terlebih dahulu kosa rupa kepada anak
4.      Menunjukkan gambar-gambar kosa rupa
5.      Meminta anak mencontoh gambar kosa rupa (instrumen)
6.      Anak menggambar di kertas instrumen
Bermain Visual:
7.      Ajak anak bermain tebak-tebakan kosa rupa dengan benda sekitar


The random warm up:
8.      Meminta anak menggambar di selembar kertas dengan membuat kombinasi kosa rupa, hanya diberi instruksi dan anak memberi warna dari salah satu kombinasi yang dipilih secara subjektif




The duplication warm up:
9.      Berikan kepada anak instrumen pertama kosa rupa modifikasi yang sudah dibuat, dan minta anak mencontohnya

The matching warm up:
10.  Berikan kepada anak instrumen ke dua kosa rupa modifikasi yang sudah dibuat, dan minta anak mencontohnya

Mirror warm up:
11.  Pengajar membuat gambar yang akan dibuat cermin gambarnya oleh anak dengan tetap berdasarkan kosa rupa, anak diajarkan cara membuat gambar simetris
12.  Cara membuat pencerminan dari gambar yang dibuat pengajar pada pertama kali adalah anak bebas menggunakan caranya sendiri
13.  Setelah itu, ajarkan anak untuk membuat gambar yang simetris (pencerminan dari gambar yang sudah dibuat)

Kesepakatan gambar:
14.  Menyepakati dengan anak mengenai gambar hewan yang akan dibuat pada hari ke dua

1.      Untuk persiapan di hari pertama, pengajar sudah mempersiapkan semua instrumen yang dibutuhkan, seperti gambar setiap kosa rupa. Tetapi untuk gambar cermin, pengajar membuat ditempat mengajar

Relaksasi:
2.      Relaksasi dilakukan dengan cara anak meluruskan kaki dengan duduk di atas lantai, kemudian meregangkan otot-otot ke dua tangan dan ke dua kaki dengan cara digerakkan secara rileks; dan menutup ke dua mata dengan kedua telapak tangan pada masing-masing bagian. Pada tahap ini, anak mengikuti instruksi pengajar. Lama waktu relaksasi kurang dari lima menit

Kelompok Kosa Rupa:
3.      Dengan menggunakan instrumen, pengajar memperkenalkan macam-macam kosa rupa. Pengajar menjelaskan secara umum dan mudah kepada ana, dan anak menanggapi dengan mengatakan bahwa dapat dimengerti
4.      Pengajar menunjuk ke arah gambar dan memberikan penjelasan serta analogi yang memudahkan anak menangkap penjelasan pengajar
5.      Ada enam lembar lembar yang berisi gambar kosa rupa (sebagai instrumen), pengajar meminta anak untuk mengikuti contoh dengan menggambarnya pada tiap tiga kotak kosong yang disediakan
6.      Pengajar mengarahkan anak untuk menggambar di tiap tiga kotak kosong seperti tiap gambar kosa rupa yang tersedia (yang sudah digambar). Pada tahap ini, anak sempat sedikit kesulitan menggambar pada beberapa bagian, seperti pembuatan kidney


Bermain Visual:
7.      Setelah anak selesai menggambar, pengajar merefleksi ingatan anak tentang kosa rupa dengan cara mengajak bermain tebak-tebakan dengan cara mencari satu benda untuk satu perwakilan kelompok kosa rupa. Tidak semua benda dapat ditunjuk anak sebagai perwakilan dari kosa rupa, padahal semua benda di ruangan keluarga di rumah anak yang diajar terdapat banyak bentuk yang mewakili kosa rupa, pemahaman anak masih belum terlalu luas dan cepat untuk mencerna semua nya secara cepat dan cermat
The random warm up:
8.      Pengajar tetap membimbing anak untuk mengerjakan bagian ini, karena anak terkadang masih bertanya bentuk apa yang harus digambar, dan pengajar harus memberi instruksi jika anak bingung atau lupa osa rupa apa yang belum digambar. Dalam pemberian warna, anak masih kurang tepat, karena dalam memberi warna masih banyak celah kosong sehingga pengajar perlu mengingatkan anak. Sebelumnya pada tahap ini pengajar meminta anak membuat halaman selembar kertas dibagi menjadi empat bagian dengan mencoret menggunakan pena, tiga gambar dibuat tanpa warna, dan semua (empat) kombinasi kosa rupa dibuat dengan variasi dari unsur kosa rupa

The duplication warm up:
9.      Pengajar memberi judul tahap ini sebagai contoh. Pada tahap ini, anak masih mendapat beberapa kesulitan mencontoh gambar yang sudah disediakan, sehingga pengajar tetap membimbing dengan memberikan gambaran secara lisan mengenai cara membuat gambarnya

The matching warm up:
10.  Pengajar memberi judul tahap ini sebagai merubah. Pada tahap ini, anak diminta untuk mengubah-ubah susunan dan posisi dari gambar kosa rupa yang sudah disediakan pengajar. Akan tetapi anak masih bingung sehingga perlu bimbingan sedikit. Sebagian anak sudah mampu menangkap maksud tahap ini

Mirror warm up:
11.  Pada awalnya, pengajar belum mempersiapkan instrumen gambar cermin, sehingga pengajar membuat di tempat sebanyak tiga gambar cermin
12.  Pengajar membebaskan anak menggambar cermin dengan persepsi anak sendiri
13.  Anak mengalami kesulitan mengenai menggambar cermin sehingga pengajar mengajarkan cara menggambar cermin yaitu menggambar dengan arah terbalik dari gambar yang ada (khusus hanya untuk arah yang sejajar horisontal). Akan tetapi karena pada tahap ini anak mengalami banyak kesulita menggambar, maka pengajar menambah gambar sebanyak lima gambar (dua gambar diberikan kepada anak untuk kenang-kenangan) dengan asumsi semakin banyak anak berlatih maka kemampuannya akan semakin meningkat




Kesepakatan gambar:
14.  Pengajar membuat kesepakatan dengan anak untuk menggambar badak pada hari ke dua, karena anak menyukai badak jawa
dua
1.      anak diminta relaksasi sejenak

Abstract warm up:
2.      Minta anak membuat gambar (dari semua kosa rupa) di dua lembar kertas, dan salah satu diberi warna

Mengulang kembali pencerminan:
3.      Anak mengulang menggambar cermin (simetris)

Menggambar dengan mencontoh:
4.      Membuat beberapa gambar singkat yang kompleks (yang sudah membentuk menjadi sebagian bentuk objek sehari-hari) dan minta anak mencontohnya


Menggambar hewan:
5.      Pengajar pertama kali membuat gambar hewan yang telah disepakati sebagai contoh bagi anak
6.      Pengajar mengajarkan anak cara menggambarnya
7.      Anak mencontoh gambar dengan cara melihat, dan mengulang menggambar beberapa kali
8.      Minta anak membuat satu gambar terakhir dengan disertakan latar atau suasana
9.      Berikan hadiah sebagai apresiasi dan tanda terima kasih kepada anak

1.      Anak kembali diminta relaksasi. Kegiatana menggambar di hari ke dua dilakukan di siang hari setelah pulang sekolah, yang sudah pasti anak dalam keadaan lelah

Abstract warm up:
2.      Untuk menyegarkan kembali ingatan anak mengenai kosa rupa di hari pertama, pengajar meminta anak menggambar lagi kombinasi kosa rupa sebanyak lima buah gambar, sehingga anak memahami dengan baik kosa rupa.



Mengulang kembali pencerminan:
3.      Untuk menyegarkan kembali ingatan anak mengenai pencerminan, melatih teknik, dan mengasah kemampuannya, maka pengajar membuat di tempat membuat tiga buah gambar cermin untuk melatih anak menggambar lebih baik. Hasilnya anak jauh lebih baik menggambar cermin dibanding hari pertama

Menggambar dengan mencontoh:
4.      Berdasarkan instrumen yang dibuat sebelum pertemuan dengan anak, pengajar meminta anak mencontoh gambar singkat yang kompleks yang sudah disediakan, anak masih kesulitan mencontoh gambar walaupun sudah diberi arahan oleh pengajar. Pada tahap ini mulai terlihat bahwa anak sudah mulai lelah karena banyak kegiatan dari pagi sehingga hasilnya kurang bagus

Menggambar hewan:
5.      Pengajar membuat gambar badak bercula dua di tempat di dekat anak agar anak dapat melihat cara pengajar menggambar
6.      Sebelum anak yang mulai menggambar, pengajar memberikan contoh singkat cara memulai menggambar badak, yaitu dengan menggambar kepala dan tahapan-tahapannya
7.      Anak diminta mengikuti cara pengajar sebagai langkah yang memudahkan anak menggambar, karena anak hanya bisa menggambar rumah, sedangkan menggambar lain belum bisa. Anak diminta membuat enam gambar mencontoh tanpa warna (satu lembar diberikan kepada anak sebagai kenang-kenangan) dengan lampiran yang ada di pengajar yaitu  dua gambar tanpa menggunakan penghapus dan tiga gambar menggunakan penghapus, dan semua digambar dengan tetap mengikuti instruksi pengajar. Pada tahap ini terlihat jelas anak belum mampu menggambar kompleks, dari dua gambar tanpa penghapus, anak terlihat masih belum mengetahui proporsi dan perspektif gambar sesuai contoh gambar pengajar. Pada tiga gambar terakhir, bagian kepala dan punggung jauh lebih baik, akan tetapi bagian kaki dan tubuh bagian bawah masih banyak kesalahan, walau sudah menggunakan penghapus. Pada tahap ini terlihat jelas anak sudah mulai lelah dan bosan menggambar karena anak sudah mulai sembarangan dalam menggambar. Pengajar juga sudah mulai kurang bisa berinteraksi dengan baik (sedikit kehabisan akal karena diburu waktu penyelesaian juga).
8.      Sebagai gambar terakhir, pengajar meminta kembali anak untuk menggambar satu badak. Anak terlihat sudah bosan dan lelah, sehingga tidak mengikuti instruksi pengajar dengan baik. Kemudian untuk memberi gambar suasana pun anak kurang berminat, yang anak tahu hanya menggambar buah jambu yang terdapat di rumput pada gambar, sisa nya gambar suasana merupakan gagasan pengajar dan diarahkan pengajar. Saat pemberian warna, terlihat sangat jelas anak sudah benar-benar bosan denga kegiatan menggambar karena hasil warna yang sembarangan
9.      Saat anak sedang menggambar pada tahap sebelumnya, pengajar membuat gambar kartun Hatake Kakashi dari anime Naruto, yang pada hari pertama dibicarakan dengan anak. Gambar ini diberikan pengajar kepada anak sebagai apresiasi dan tanda terima kasih karena anak sudah ikut kerja sama dalam mengerjakan tugas pengajar










Pertanyaan dan beberapa analisis lain (hasil wawancara) saat kegiatan berlangsung

Hari ke-
Pertanyaan (pada kondisi nyata, pertanyaan disampaikan sesuai komunikasi yang mudah dipahami anak)
Kesimpulan dari jawaban anak
Analisis lain
Pertama
1.      Apa saja yang sulit atau bagian mana yang sulit?
2.      Kenapa sulit?
3.      Apa instruktur kurang baik dalam menjelaskan?
4.      Bagaimana pendapatnya tentang proses menggambar?
5.      Bagian mana yang disukai?
6.      Apa yang ia sukai dari proses menggambarnya?
7.      Apa yang ia sukai dari hasil gambarnya?
8.      Apakah dia sudah mengerti atau tidak?
9.      Apakah ia senang menggambar atau tidak?
Pada tahap menggambar kelompok kosa rupa:
1.      Tidak sulit, yang sulit adalah menggambar kidney dan ellipse (karena ellipse susah membuat bagian pipihnya atau bagian sampingnya)
2.      Kidney sulit karena ada pola-pola tertentu, dan ellipse karena susah membuat bagian pipihnya atau bagian sampingnya
3.      Pengajar merasa masih kurang pandai berkomunikasi dengan anak walau anak menjawab pengajar sudah baik dalam menjelaskan
4.      Bagus
5.      Garis
6.      Kidney, karena seperti bebek
7.      Garis, karena mudah
8.      Mengerti
9.      Suka


1.      Anak menggambar suatu bentuk yang miring dengan cara memiringkan posisi kertas
2.      Anak menggambar kosa rupa dengan pena dan sambil berbaring
3.      Anak menggunakan pena karena pena adalah alat uang kebetulan anak punya (selain crayon)
4.      Menggambar kombinasi kosa rupa dianggap seru karena dia yang menggambar sendiri, dan dari keempat gambar, anak memilih gambar ke empat yang paling disukai
5.      Anak suka warna orange karena warna tim bola kaki, Persija; biru adalah Persib; dan Merah adalah Barcelona
6.      Hewan yang disepakati untuk digambar di hari ke dua adalah badak karena anak menyukai tanduknya

Menggambar contoh:
1.      Yang paling disukai adalah gambar yang terakhir, karena melengkung
2.      Yang susah adalah menggambar bunga, karena bentuk bunga susah untuk digambar

Gambar sambil berbaring lebih nyaman, kalau duduk pegal mudah sakit

Menggambar merubah:
1.      Yang paling disukai adalah gambar pertama, karena mudah
2.      Yang susah digambar adalah gambar ke dua, karena bingung memutarnya
3.      Mudah untuk gambar merubah
4.      Kertas dimiringkan saat menggambar agar enak dan mudah saat menggambar

Menggambar mirror:
1.      Yang paling disukai adalah gambar sponge bob, karena bagus dan mudah
2.      Yang susah adalah gambar ke satu dan tiga, susah karena arah cermin hidung
3.      Susah menggambar cermin
4.      Senang untu menggambar cermin, bagus, dan tertarik




Hari ke-
Analisis lain
dua
1.      Alat yang dipakai adalah pensil, dan pensil warna

Materi:
1.      Mengulang kembali (kosa rupa dan cermin)
2.      Menggambar dengan mencontoh
3.      Menggambar badak bercula dua
4.      Menggambar badak bercula dua dan latar

Anak memilih pensil warna karena enak digunakan dibanding crayon yang susah mewarnai pingggir

Anak menggambar dengan duduk di atas lantai dan kemudian akhirnya berbaring

Kombinasi kosa rupa (pemberian warna):
1.      Kuning karena cerah
2.      Hijau karena suka dan mirip warna pakaian tim ssepak bola Indonesia
3.      Merah karena warna Barcelona

Tujuan menggambar dengan tidak menggunakan penghapus agar anak terbiasa

Menggambar dengan contoh:
1.      Mudah menggambarnya
2.      Yang disukai adalah gambar kucing, karena bagus
3.      Yang mudah menggambar pensil, karena hanya menggambar lurus saja
4.      Yang susah adalah menggambar sinchan, karena susah buat gambar kepalanya

Menggambar badak bercula dua:
1.      Susah menggambar pada bagian kaki
2.      Suka dengan badak karena tubuhnya besar

Menggambar badak bercula dua dengan warna:
1.      Terdapat buah jambu yang tergeletak di atas rumpur, yaitu jambu klutuk (berwarna hijau pada gambar)
2.      Terdapat gambar awan (berwarna biru)

Semakin lama karena akibat lelah dan semakin sulit, anak semakin bosan dan sembarangan dalam menggambar dan memberi warna, sedangkan pengajar tidak melakukan suatu relaksasi apapun

Pengajar dianggap anak tidak sulit dalam menjelaskannya, yang artinya anak tidak kesulitan menangkap apa yang diinstruksikan pengajar



 Brookes, Mona. Drawing with Children: A Creative Teaching and Learning Method That Works for Adults, Too. Los Angeles: Jeremy P. Tarcher, INC. 1986.

M. D. Frisandly Melsi. Pengantar Pendidikan Seni Rupa: Mengajarkan Anak Usia 10 Tahun Menggambar Berdasarkan Metode Mona Brookes. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta. 2013. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar