3.2
Analisis
*gambar
bisa dilihat di lampiran
Kegiatan
Hari
pertama:
a. anak
menggunakan alat yaitu pena, dan crayon
b. anak
menggambar sambil berbaring di atas lantai
Hari
ke dua:
a. anak
menggunakan alat yaitu pensil, dan pensil warna
b. anak
menggambar sambil duduk dan kemudian berbaring di atas lantai
Hari ke-
|
Kegiatan
|
Analisis
|
Pertama
|
1. Mempersiapkan
instrumen
Relaksasi:
2. Mengajak
anak relaksasi
Kelompok Kosa Rupa:
3. Memperkenalkan
terlebih dahulu kosa rupa kepada anak
4. Menunjukkan
gambar-gambar kosa rupa
5. Meminta
anak mencontoh gambar kosa rupa (instrumen)
6. Anak
menggambar di kertas instrumen
Bermain Visual:
7. Ajak
anak bermain tebak-tebakan kosa rupa dengan benda sekitar
The
random warm up:
8. Meminta
anak menggambar di selembar kertas dengan membuat kombinasi kosa rupa, hanya
diberi instruksi dan anak memberi warna dari salah satu kombinasi yang
dipilih secara subjektif
The
duplication warm up:
9. Berikan
kepada anak instrumen pertama kosa rupa modifikasi yang sudah dibuat, dan
minta anak mencontohnya
The
matching warm up:
10. Berikan
kepada anak instrumen ke dua kosa rupa modifikasi yang sudah dibuat, dan
minta anak mencontohnya
Mirror
warm up:
11. Pengajar
membuat gambar yang akan dibuat cermin gambarnya oleh anak dengan tetap
berdasarkan kosa rupa, anak diajarkan cara membuat gambar simetris
12. Cara
membuat pencerminan dari gambar yang dibuat pengajar pada pertama kali adalah
anak bebas menggunakan caranya sendiri
13. Setelah
itu, ajarkan anak untuk membuat gambar yang simetris (pencerminan dari gambar
yang sudah dibuat)
Kesepakatan gambar:
14. Menyepakati
dengan anak mengenai gambar hewan yang akan dibuat pada hari ke dua
|
1. Untuk
persiapan di hari pertama, pengajar sudah mempersiapkan semua instrumen yang
dibutuhkan, seperti gambar setiap kosa rupa. Tetapi untuk gambar cermin,
pengajar membuat ditempat mengajar
Relaksasi:
2. Relaksasi
dilakukan dengan cara anak meluruskan kaki dengan duduk di atas lantai,
kemudian meregangkan otot-otot ke dua tangan dan ke dua kaki dengan cara
digerakkan secara rileks; dan menutup ke dua mata dengan kedua telapak tangan
pada masing-masing bagian. Pada tahap ini, anak mengikuti instruksi pengajar.
Lama waktu relaksasi kurang dari lima menit
Kelompok Kosa Rupa:
3. Dengan
menggunakan instrumen, pengajar memperkenalkan macam-macam kosa rupa. Pengajar
menjelaskan secara umum dan mudah kepada ana, dan anak menanggapi dengan
mengatakan bahwa dapat dimengerti
4. Pengajar
menunjuk ke arah gambar dan memberikan penjelasan serta analogi yang
memudahkan anak menangkap penjelasan pengajar
5. Ada
enam lembar lembar yang berisi gambar kosa rupa (sebagai instrumen), pengajar
meminta anak untuk mengikuti contoh dengan menggambarnya pada tiap tiga kotak
kosong yang disediakan
6. Pengajar
mengarahkan anak untuk menggambar di tiap tiga kotak kosong seperti tiap
gambar kosa rupa yang tersedia (yang sudah digambar). Pada tahap ini, anak
sempat sedikit kesulitan menggambar pada beberapa bagian, seperti pembuatan kidney
Bermain Visual:
7. Setelah
anak selesai menggambar, pengajar merefleksi ingatan anak tentang kosa rupa
dengan cara mengajak bermain tebak-tebakan dengan cara mencari satu benda
untuk satu perwakilan kelompok kosa rupa. Tidak semua benda dapat ditunjuk
anak sebagai perwakilan dari kosa rupa, padahal semua benda di ruangan
keluarga di rumah anak yang diajar terdapat banyak bentuk yang mewakili kosa
rupa, pemahaman anak masih belum terlalu luas dan cepat untuk mencerna semua
nya secara cepat dan cermat
The
random warm up:
8. Pengajar
tetap membimbing anak untuk mengerjakan bagian ini, karena anak terkadang
masih bertanya bentuk apa yang harus digambar, dan pengajar harus memberi
instruksi jika anak bingung atau lupa osa rupa apa yang belum digambar. Dalam
pemberian warna, anak masih kurang tepat, karena dalam memberi warna masih
banyak celah kosong sehingga pengajar perlu mengingatkan anak. Sebelumnya
pada tahap ini pengajar meminta anak membuat halaman selembar kertas dibagi
menjadi empat bagian dengan mencoret menggunakan pena, tiga gambar dibuat
tanpa warna, dan semua (empat) kombinasi kosa rupa dibuat dengan variasi dari
unsur kosa rupa
The
duplication warm up:
9. Pengajar
memberi judul tahap ini sebagai contoh.
Pada tahap ini, anak masih mendapat beberapa kesulitan mencontoh gambar yang
sudah disediakan, sehingga pengajar tetap membimbing dengan memberikan
gambaran secara lisan mengenai cara membuat gambarnya
The
matching warm up:
10. Pengajar
memberi judul tahap ini sebagai merubah.
Pada tahap ini, anak diminta untuk mengubah-ubah susunan dan posisi dari
gambar kosa rupa yang sudah disediakan pengajar. Akan tetapi anak masih
bingung sehingga perlu bimbingan sedikit. Sebagian anak sudah mampu menangkap
maksud tahap ini
Mirror
warm up:
11. Pada
awalnya, pengajar belum mempersiapkan instrumen gambar cermin, sehingga
pengajar membuat di tempat sebanyak tiga gambar cermin
12. Pengajar
membebaskan anak menggambar cermin dengan persepsi anak sendiri
13. Anak
mengalami kesulitan mengenai menggambar cermin sehingga pengajar mengajarkan
cara menggambar cermin yaitu menggambar dengan arah terbalik dari gambar yang
ada (khusus hanya untuk arah yang sejajar horisontal). Akan tetapi karena
pada tahap ini anak mengalami banyak kesulita menggambar, maka pengajar
menambah gambar sebanyak lima gambar (dua gambar diberikan kepada anak untuk
kenang-kenangan) dengan asumsi semakin banyak anak berlatih maka kemampuannya
akan semakin meningkat
Kesepakatan gambar:
14. Pengajar
membuat kesepakatan dengan anak untuk menggambar badak pada hari ke dua,
karena anak menyukai badak jawa
|
dua
|
1. anak
diminta relaksasi sejenak
Abstract
warm up:
2. Minta
anak membuat gambar (dari semua kosa rupa) di dua lembar kertas, dan salah
satu diberi warna
Mengulang kembali
pencerminan:
3. Anak
mengulang menggambar cermin (simetris)
Menggambar dengan
mencontoh:
4. Membuat
beberapa gambar singkat yang kompleks (yang sudah membentuk menjadi sebagian
bentuk objek sehari-hari) dan minta anak mencontohnya
Menggambar
hewan:
5. Pengajar
pertama kali membuat gambar hewan yang telah disepakati sebagai contoh bagi
anak
6. Pengajar
mengajarkan anak cara menggambarnya
7. Anak
mencontoh gambar dengan cara melihat, dan mengulang menggambar beberapa kali
8. Minta
anak membuat satu gambar terakhir dengan disertakan latar atau suasana
9. Berikan
hadiah sebagai apresiasi dan tanda terima kasih kepada anak
|
1. Anak
kembali diminta relaksasi. Kegiatana menggambar di hari ke dua dilakukan di
siang hari setelah pulang sekolah, yang sudah pasti anak dalam keadaan lelah
Abstract
warm up:
2. Untuk
menyegarkan kembali ingatan anak mengenai kosa rupa di hari pertama, pengajar
meminta anak menggambar lagi kombinasi kosa rupa sebanyak lima buah gambar,
sehingga anak memahami dengan baik kosa rupa.
Mengulang kembali pencerminan:
3. Untuk
menyegarkan kembali ingatan anak mengenai pencerminan, melatih teknik, dan
mengasah kemampuannya, maka pengajar membuat di tempat membuat tiga buah
gambar cermin untuk melatih anak menggambar lebih baik. Hasilnya anak jauh
lebih baik menggambar cermin dibanding hari pertama
Menggambar dengan
mencontoh:
4. Berdasarkan
instrumen yang dibuat sebelum pertemuan dengan anak, pengajar meminta anak
mencontoh gambar singkat yang kompleks yang sudah disediakan, anak masih
kesulitan mencontoh gambar walaupun sudah diberi arahan oleh pengajar. Pada
tahap ini mulai terlihat bahwa anak sudah mulai lelah karena banyak kegiatan
dari pagi sehingga hasilnya kurang bagus
Menggambar
hewan:
5. Pengajar
membuat gambar badak bercula dua di tempat di dekat anak agar anak dapat
melihat cara pengajar menggambar
6. Sebelum
anak yang mulai menggambar, pengajar memberikan contoh singkat cara memulai
menggambar badak, yaitu dengan menggambar kepala dan tahapan-tahapannya
7. Anak
diminta mengikuti cara pengajar sebagai langkah yang memudahkan anak
menggambar, karena anak hanya bisa menggambar rumah, sedangkan menggambar
lain belum bisa. Anak diminta membuat enam gambar mencontoh tanpa warna (satu
lembar diberikan kepada anak sebagai kenang-kenangan) dengan lampiran yang
ada di pengajar yaitu dua gambar tanpa
menggunakan penghapus dan tiga gambar menggunakan penghapus, dan semua
digambar dengan tetap mengikuti instruksi pengajar. Pada tahap ini terlihat
jelas anak belum mampu menggambar kompleks, dari dua gambar tanpa penghapus,
anak terlihat masih belum mengetahui proporsi dan perspektif gambar sesuai
contoh gambar pengajar. Pada tiga gambar terakhir, bagian kepala dan punggung
jauh lebih baik, akan tetapi bagian kaki dan tubuh bagian bawah masih banyak
kesalahan, walau sudah menggunakan penghapus. Pada tahap ini terlihat jelas
anak sudah mulai lelah dan bosan menggambar karena anak sudah mulai
sembarangan dalam menggambar. Pengajar juga sudah mulai kurang bisa
berinteraksi dengan baik (sedikit kehabisan akal karena diburu waktu
penyelesaian juga).
8. Sebagai
gambar terakhir, pengajar meminta kembali anak untuk menggambar satu badak.
Anak terlihat sudah bosan dan lelah, sehingga tidak mengikuti instruksi
pengajar dengan baik. Kemudian untuk memberi gambar suasana pun anak kurang
berminat, yang anak tahu hanya menggambar buah jambu yang terdapat di rumput
pada gambar, sisa nya gambar suasana merupakan gagasan pengajar dan diarahkan
pengajar. Saat pemberian warna, terlihat sangat jelas anak sudah benar-benar
bosan denga kegiatan menggambar karena hasil warna yang sembarangan
9. Saat
anak sedang menggambar pada tahap sebelumnya, pengajar membuat gambar kartun Hatake Kakashi dari anime Naruto, yang pada hari pertama
dibicarakan dengan anak. Gambar ini diberikan pengajar kepada anak sebagai
apresiasi dan tanda terima kasih karena anak sudah ikut kerja sama dalam
mengerjakan tugas pengajar
|
Pertanyaan
dan beberapa analisis lain (hasil wawancara) saat kegiatan berlangsung
Hari ke-
|
Pertanyaan (pada kondisi nyata,
pertanyaan disampaikan sesuai komunikasi yang mudah dipahami anak)
|
Kesimpulan dari jawaban anak
|
Analisis lain
|
Pertama
|
1. Apa
saja yang sulit atau bagian mana yang sulit?
2. Kenapa
sulit?
3. Apa
instruktur kurang baik dalam menjelaskan?
4. Bagaimana
pendapatnya tentang proses menggambar?
5. Bagian
mana yang disukai?
6. Apa
yang ia sukai dari proses menggambarnya?
7. Apa
yang ia sukai dari hasil gambarnya?
8. Apakah
dia sudah mengerti atau tidak?
9. Apakah
ia senang menggambar atau tidak?
|
Pada tahap menggambar kelompok kosa
rupa:
1. Tidak
sulit, yang sulit adalah menggambar kidney
dan ellipse (karena ellipse susah membuat bagian pipihnya
atau bagian sampingnya)
2. Kidney
sulit karena ada pola-pola tertentu, dan
ellipse karena susah membuat bagian pipihnya atau bagian sampingnya
3. Pengajar
merasa masih kurang pandai berkomunikasi dengan anak walau anak menjawab
pengajar sudah baik dalam menjelaskan
4. Bagus
5. Garis
6. Kidney,
karena seperti bebek
7. Garis,
karena mudah
8. Mengerti
9. Suka
|
1. Anak
menggambar suatu bentuk yang miring dengan cara memiringkan posisi kertas
2. Anak
menggambar kosa rupa dengan pena dan sambil berbaring
3. Anak
menggunakan pena karena pena adalah alat uang kebetulan anak punya (selain crayon)
4. Menggambar
kombinasi kosa rupa dianggap seru karena dia yang menggambar sendiri, dan
dari keempat gambar, anak memilih gambar ke empat yang paling disukai
5. Anak
suka warna orange karena warna tim
bola kaki, Persija; biru adalah Persib; dan Merah adalah Barcelona
6. Hewan
yang disepakati untuk digambar di hari ke dua adalah badak karena anak
menyukai tanduknya
Menggambar contoh:
1. Yang
paling disukai adalah gambar yang terakhir, karena melengkung
2. Yang
susah adalah menggambar bunga, karena bentuk bunga susah untuk digambar
Gambar
sambil berbaring lebih nyaman, kalau duduk pegal mudah sakit
Menggambar
merubah:
1. Yang
paling disukai adalah gambar pertama, karena mudah
2. Yang
susah digambar adalah gambar ke dua, karena bingung memutarnya
3. Mudah
untuk gambar merubah
4. Kertas
dimiringkan saat menggambar agar enak dan mudah saat menggambar
Menggambar mirror:
1. Yang
paling disukai adalah gambar sponge bob,
karena bagus dan mudah
2. Yang
susah adalah gambar ke satu dan tiga, susah karena arah cermin hidung
3. Susah
menggambar cermin
4. Senang
untu menggambar cermin, bagus, dan tertarik
|
Hari ke-
|
Analisis lain
|
dua
|
1. Alat
yang dipakai adalah pensil, dan pensil warna
Materi:
1. Mengulang
kembali (kosa rupa dan cermin)
2. Menggambar
dengan mencontoh
3. Menggambar
badak bercula dua
4. Menggambar
badak bercula dua dan latar
Anak memilih pensil warna karena enak
digunakan dibanding crayon yang
susah mewarnai pingggir
Anak menggambar dengan duduk di atas
lantai dan kemudian akhirnya berbaring
Kombinasi kosa rupa (pemberian warna):
1. Kuning
karena cerah
2. Hijau
karena suka dan mirip warna pakaian tim ssepak bola Indonesia
3. Merah
karena warna Barcelona
Tujuan menggambar dengan tidak
menggunakan penghapus agar anak terbiasa
Menggambar dengan contoh:
1. Mudah
menggambarnya
2. Yang
disukai adalah gambar kucing, karena bagus
3. Yang
mudah menggambar pensil, karena hanya menggambar lurus saja
4. Yang
susah adalah menggambar sinchan, karena susah buat gambar kepalanya
Menggambar badak bercula dua:
1. Susah
menggambar pada bagian kaki
2. Suka
dengan badak karena tubuhnya besar
Menggambar badak bercula dua dengan
warna:
1. Terdapat
buah jambu yang tergeletak di atas rumpur, yaitu jambu klutuk (berwarna hijau
pada gambar)
2. Terdapat
gambar awan (berwarna biru)
Semakin lama karena akibat lelah dan
semakin sulit, anak semakin bosan dan sembarangan dalam menggambar dan
memberi warna, sedangkan pengajar tidak melakukan suatu relaksasi apapun
Pengajar dianggap anak tidak sulit
dalam menjelaskannya, yang artinya anak tidak kesulitan menangkap apa yang
diinstruksikan pengajar
|
Brookes, Mona. Drawing with Children: A Creative Teaching
and Learning Method That Works for Adults, Too. Los Angeles: Jeremy P.
Tarcher, INC. 1986.
M. D. Frisandly Melsi. Pengantar Pendidikan Seni Rupa: Mengajarkan Anak Usia 10 Tahun Menggambar Berdasarkan Metode Mona Brookes. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta. 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar