Rabu, 14 Agustus 2024

antara cinta dan kebodohan (cerpen)

Kuingat membuat judul demikian saat aku kelas 10 Sekolah Menengah Atas, sekitar 2007 atau 2008 awal. Judulnya sama tapi cerita lengkap nya aku sudah lupa. Tapi cerita pendek itu sampai dipuji guru bahasa indonesiaku saat itu, beliau bilang bahwa "cerpen ini bukan yang terbaik tapi ini salah satu yang sangat bagus" 

Kira-kira mungkin begitu, maklum aku ini pelupa. Ah, andai saja aku masih punya filenya, pasti aku bagikan kepada kalian. Cerpen yang dipuji oleh guru bahasa indonesiaku, yang mungkin aku mencintai sastra sejak saat itu, rasa percayaku membuncah karena semangat dari pujian lelaki paruh baya berjenggot putih, menggunakan peci, yang mana orang tuaku mengenal beliau. Maklum rumahku benar-benar di seberang sekolah. Aku bagi seingatnya saja dengan kalian, walau aku lupa tapi inti ceritanya aku masih ingat. 

Ini tentang aku sekitar.... 17 tahun lalu mungkin, aku saat itu menyukai wanita yang sama yang kusukai saat taman kanak-kanak. Cerita lengkapnya memang hilang, tapi memancing memori nostalgia yang semu. Jadi begini ceritanya kira-kira... 

Semilir angin menerpa lembut di perkarangan rumahku, mengintip ria dan membelai lembut wajahku, yang di saat itu aku sedang duduk di depan teras rumah yang di atas kursi, di atas ubin hitam, menyeruak semua bayangku tiba-tiba, tanpa permisi, membuatku memusatkan perhatian sejenak. 

Dia, ya dia, yang kusukai sejak lama, walau berselang seling dengan wanita lain, masih saja lamunan cinta monyet tentang dia. Namanya aishel(tentu nama samaran dong, karena aku membuat cerpennya tidak diketahui oleh dia).

Aku ini cupu, aku tidak berani mengungkapkan kata suka ke orang yang kusukai. Kenapa? Kau tahu rasanya melihatnya desir darahmu melaju kencang melalui pembuluh darahmu. Meningkatkan desah napas saat berdekatan dengannya. Kau tau rasanya isi lamunan buyar tak dapat terucap saat kau berbicara dengannya. Begitu juga denganku. Aku hanya mampu mengintai aishel dari jauh. Aku sangat jaim jika berdekatan dengannya. 

Cinta itu tidak sesederhana lirik atau sajak. Cinta itu punya sifat menyakiti juga. Aishel itu wanita sangat cantik di sekolah dan dia juga pintar. Aku hanya seperti penguntit yang melihat dari jauh. Tapi karena teman lama, aku memang biasa ngobrol dengan aishel, tapi tidak membahas cinta. Aku hanya menyimpannya, gagah jaim menghadapinya seolah rasa suka tidak ada. Bohongi diri demi jaim, bodoh. 

Pernah suatu ketika aku melihat aishel datang ke kelas lain temanku sejak SMP namanya Andre(nama samaran) . Dia lelaki yang tampan. Atletis karena aku pernah satu tim basket dengannya(catat ya, aku culun dan cupu). Kau tau rasanya tau wanita yang kau kagumi mengunjungi kelas yang bertebaran kabar burung bahwa ia menyukai lelaki sempurna? Sedangkan kau culun berkacamata kurus terlihat kutu buku dan tak rupawan? Kau bukan pemenang kawan, begitulah kata diriku

Aku hanya bisa jadi teman ngobrol aishel... Aku hanya pernah bersentuhan saat kami sedang mengikuti tes penerimaan anggota osis dan mpk sekolah. Hanya saat itu saja kaki kami bersentuhan. Amboi, lamunanku terlalu jauh hanya karena saat itu saja kukira berlanjut selamanya.

Aku terpilih menjadi anggota osis seksi keTuhanan Yang Maha Esa. Sedangkan dia gagal untuk menempati kursi ketua dan pejabat teras, dan dia marah sehingga tidak ada kabar selanjutnya untuk membahas osis. Yang jelas, aku masih malu merona jika mendekatinya. Wanita yang ambisius untuk setelah lulus sekolah untuk mengikuti TES STAN(sekolah tinggi akuntansi negara) yang setiap istirahat bersama geng pintar lainnya untuk membahas soal. Sedangkan aku bersama teman ku hanya membahas anime

Kau tau cinta bertepuk sebelah tangan itu sakit? Apalagi saat ku tahu aishel ingin mengikuti peserta pertukaran pelajar(yang akhirnya ia gagal dan tak jadi) ke luar daerah. Tapi aku di sini masih memeluk perasaanku erat tanpa diketahuinya(mungkin). Hina saja aku, ya aku tidak bisa menemukan kunci membuka bungkaman kunci lidah kelu ku ini. Melihatnya saja sudah menyakiti hati ku. Ada apa aku ini? Aku tidak tau apakah aku ada di hatinya? Banyak lelaki lain yang pantas untuknya.... 

Aku akhirnya hanya bisa melihat dari jauh saja, tanpa terucap suka. Kelas yang berbeda, hati yang berbeda, dan jarak yang terpisah.... Aku hanya bisa sadar diri saja. 

Hingga kusadar dari lamunanku, aku tersenyum pilu terlukis di wajahku. Hamparan horison membentang di atas, cerahnya langit menyapu semua lamunanku. Akupun bergumam "apakah ini cinta, atau kebodohan?"

Aku pun beranjak dari tempat dudukku di teras rumah...... 



Karya dibuat oleh: MELOX


Tidak ada komentar:

Posting Komentar