"KATAKAN TIDAK PADA KORUPSI! "....
"NKRI HARGA MATI! "..... " KAMI PANCASILA! "....
" INI INDONESIA BUKAN ARAB! "
Itulah yang sering telinga dengar dan mata ini lihat(di media sosial atau media manapun). Publik sudah terpecah belah atau sengaja dipecah belah dengan Gaungan-gaungan slogan yang harusnya bermakna positif. Sama seperti "KATAKAN TIDAK PADA KORUPSI" yang mungkin kita sering dengar juga muncul di baliho atau televisi. Slogan yang harusnya bermakna positif. Tapi kenyataannya negatif.
Sadarkah kalian sejak munculnya slogan-slogan itu, muncul anonim yang jelas dilakukan secara terbuka oleh bangsa ini sendiri, lucunya justru ditonjolkan dari pejabat atau yang memiliki kekuasaan di negara ini. Bukankah justru yang harusnya edukatif menjadi anekdot? Lucu sekali. Mereka yang teriak tapi mereka yang melakukan kebalikannya. Kok bisa tahu? Karena faktanya dari berita dan kasus yang terjadi, justru dari kelompok penggaung slogan tersebut.
Slogan ini tujuan awalnya adalah untuk mengedukasi, mengajak atau persuasif, dan kemudian melabelkan diri KELOMPOK dari pemapar sebagai bagian dari tingkah laku ideal dari sebuah idealisme kebangsaan. Kemudian menjadi anekdot yang membuat bingung naluri kebangsaan kita. Kok bisa mereka yang mengajak mereka juga yang melakukan? Contoh, sekitar tahun 2008an mungkin, sering sekali di televisi muncul iklan "KATAKAN TIDAK! " (pada korupsi)... Tidak lama kemudian setelah viral, muncul berita kasus korupsi yang dilakukan oleh KELOMPOK si pembuat iklan tersebut. Kemudian ada lagi slogan PRO RAKYAT KECIL dan nyatanya bisa dicek di artikel maupun di media manapun, KELOMPOK penggaung slogan tersebut malah menjadi salah satu KELOMPOK terkorup di negeri ini.
Kemudian di periode berikutnya, entah dapat angin dari mana, muncullah bau-bau tak sedap terhadap isu KEAGAMAAN yang sebelumnya relatif aman dan adem ayem saja. Termakan isu politik praktis dan identitas membawa NAMA IDEOLOGI KEBANGSAAN DAN PRO RAKYAT KECIL bermodalkan ornamen yang sangat khas beriringan setelah itu menjadi penguasa menghasilkan slogan positif yang lagi-lagi menjadi anekdot. "NKRI HARGA MATI! "... sebenarnya apa maksud slogan ini? Fasisme kah? Atau pemecah belah bangsa? Karena pada faktanya, bagi sekelompok golongan, jika tidak menggunakan semua yang berbau Indonesia dari ujung kepala sampai ujung kaki, maka anda bukanlah INDONESIA, ANDA BUKAN NKRI HARGA MATI. Apa-apaan ini? Jadi jika saya atau anda tidak menggunakan batik setiap saat atau tidak berbahasa baku Indonesia setiap saat atau nyawa anda tidak ada ornamen-ornamen batiknya, atau pikiran kita tidak berbau kampung dan kemiskinan maka kita tidak NKRI HARGA MATI? sangat ambigu sekali.
Hal ini diperkuat dengan slogan "KAMI PANCASILA! ", dan " INI INDONESIA BUKAN ARAB! ". Sebuah periode penuh STAND UP COMEDY dalam panggung ideologi di mana anda yang tidak mengINDONESIAKAN diri dan jiwa maka anda BUKAN INDONESIA. Apa-apaan ini? Kenapa bisa dibilang demikian? Karena pada faktanya, kelompok yang menggaungkan slogan-slogan inilah pencoreng nilai filsafat dari slogan tersebut. Apa indikator kita harus menjadi INDONESIA ASLI BANGET? Haruskah blangkon tiap hari? Terus yang Papua di kota harus koteka tiap hari? Tidak juga kan? Memang ada budaya yang perlu kita jaga tapi apa indikator dari slogan-slogan itu?
Tercorengnya dimulai dari mulai maraknya berita perselisihan agama A dan B yang kadang seolah dibiarkan dan dilempar seperti bola salju liar ke publik, bukan diatasi segera agar mendamaikan suasana. Makin ke sini makin ke sana, istilah yang cocok untuk isu agama. Agama A dan B dan lainnya dibenturkan satu sama lain. Isu MAYORITAS dan MINORITAS yang sebelumnya masih asing ditelinga mulai dipakai sebagai ajang adu kambing hitam untuk mengaitkannya ke isu sosial maupun politik. Kemudian di agama A dibuat tandingan agar menjadi KEINDONESIAAN menjadi agama A NUSANTARA, isi ajarannya menyimpang dari agama aslinya. Kemudian agama A diperbaurkan ke agama B dan lainnya dianggap sebuah cermin demokrasi dan toleransi? Bodohkah bangsa ini?
Agama adalah suatu keyakinan personal yang dinaungi oleh pancasila sejak bahkan sebelum ideologi ini dirumuskan oleh para pendiri bangsa. Sampai-sampai diletakkan pada posisi paling atas dalam naungan ideologi kebangsaan kita yang bernama PANCASILA sebagai bukti bahwa keberagaman kuno yang terjaga di bumi pertiwi ini tetap diutamakan dan diayomi agar menjadi sebuah bentuk keutuhan bernegara, karena negara butuh orang BERAGAMA sebagai bukti kuatnya nilai KETIMURAN dalam kebangsaan kita. Nyatanya, sejak belasan tahun lalu sampai sekarang, anda berjenggot, anda menggunakan celana cingkrang, istri atau anak anda bercadar, bahkan wanita anda berhijab, MAKAN ANDA BUKAN PANCASILA! pernah didapati secara nyata karena ada seorang agama A karena memiliki kuasa menyatakan ketidaksukaannya pada jenggot, pernah juga didapati di hari jumat perkuliahan lanjut sampai sholat jumat lewat. Jika ada yang mengatakan "ALAH, ITU CUMA AKAL-AKALAN MAYORITAS, KAMI MINORITAS SANGAT TERPURUK DI SINI! ", bisakah kalian lihat di media internasional bahwa agama apapun jika minoritas di luar negeri selalu dikucilkan, diberikan stigma negatif, teroris, membuat tempat ibadah sangat susah sekali dan lainnya. Kalau masih berani mengatakan " TEMPAT IBADAH KAMI TIDAK PERNAH DIBERI IZIN! " Maka cukup katakan "pernah di suatu kota di negara ini, dibangun tempat ibadah agama minoritas yang belum dibangun sejak dulu baru direalisasikan belakangan", " Anda tidak dibunuh mayoritas di negara ini, sedangkan di luar negeri minoritas ada yang diperangi secara brutal "... Isu ringan seperti kripik singkong ini akhir-akhir ini seolah sengaja digoreng agar bisa menjadi senjata empuk memecah belah bangsa.
Kemudian "KAMI PANCASILA! " Diteriakkan oleh kelompok yang bahkan tidak paham makna pancasila itu sendiri. Kelompok yang membuat pelarangan atribut keagamaan di salah satu kegiatan kenegaraan yang sejak dahulu tidak ada pelarangan(bahkan diayomi). Slogan yang pemaparnya sudah banyak sekali catatan mencoreng ideologi bangsa. Bahkan makin berkuasanya pemikiran menyimpang dari kuasa perusak PANCASILA menjadikan dogma anonim pancasila menjadi PANCASILA ITU SENDIRI. Padahal kalau kita berkhidmat pada bulir pancasila yang dibuat aksi nyatanya, harusnya pancasila itu berarti manusianya melaksanakan ibadah secara sempurna, tidak korupsi dan memanusiakan manusia secara sosial(gaji, perlakuan, status, dan lainnya), masyarakatnya tidak saling usik dan merasa berkuasa sendiri di salah satu lingkungan, menghargai perbedaan pendapat dan dilaksanakannya kepemimpinan secara jujur dan adil, pengadaan pemilihan kepemimpinan secara transparan dan tidak mencurangi konstitusi, dan keadaan sosial yang tidak terlalu jomplang serta teratasinya inflasi untuk kehidupan yang layak..
Hal tersebut hampir dilanggar semuanya saat ini dilanggar. Bukankah semua slogan tadi seolah-olah menjadi rumus stand up comedy yaitu ADA STATEMENT LALU DIPATAHKAN? tragedi bagi bangsa ini bahkan slogan itu sudah merasuki ke semua lini kehidupan berbangsa dan bernegara. Salah satunya contoh bobroknya pendidikan kita dan sebagian negara maju akhir-akhir ini malah beritanya tidak mau menerima lagi rapor dari negara kita? Sudah saatnya kita berbenah diri masing-masing. Kembali kepada fitrah, kembali kepada keridhoan YANG MAHA ESA. Musibah bertubi-tubi ke bangsa ini bukannya jadi pelajaran atas semua dosa yang kita buat tadi, malah membuat kita makin menjadi karena cuek bebek sehingga prioritas saat ini adalah MEMPERKAYA DIRI DAN KELOMPOK SAJA DAN CUEK BEBEK DENGAN NASIB ORANG LAIN.
penulis: MELOX